DOCTOR

DOCTOR
My The Doctor Otomotif

Pages

Selasa, 30 November 2010

MAKSIMALISASI PLOW

Maestro korek Suzuki, Michael Iskandar alias Om Chia, dikenal dengan riset yang teliti. Perubahan dibuat tahap demi tahap dan tidak tergesa-gesa, tapi presisi. Sehingga inti riset terus maju setapak demi setapak, tapi jelas kemajuannya. Semua terdata dan tidak hilang arah.

Itu yang jadi kunci, motor balap Suzuki Top 1 BRT SHC FDR Chia Felix (STBSFCF) konsisten tiap tahun. Ahmad Kohar berada di posisi 2 klasemen sementara IP1 (110). Sementara Owie Nurhuda di posisi 3. Itupun, karena race 1 Owie ada masalah. Saat gak ada masalah, race 2 Owie jawaranya.

Padahal, Om Chia mengaku masih bergulat di satu titik riset. “Masih soal porting. Saya coba sempurnakan bentuknya. Fokusnya masih berusaha cari format flow atau cfm yang makin bagus,” terang Om Chia.1802suzuki-om-chia-axl-02.jpg

Membuat porting pada posisi sitting klep, termasuk mengubah posisi sitting klep, saat ini masih jadi perhatian utama. Karena di situ titik paling rumit. Kan bentuknya tidak bulat penuh, sehingga enggak gampang dihitungnya. “Tapi harus gramtetap dicari seteliti mungkin. Karena itu menentukan flow. Harus ketemu yang paling ideal agar flow makin bagus ke ruang bakar,” terangnya.

Riset tahun lalu, luas lubang pada posisi sitting klep adalah 80 persen dari diameter klep. Asumsi 80 persen dari 28 mm adalah 22,4 mm. Pada bagian bos klep ini, sisi kanan kiri lubang harus dilebarkan. Supaya luas lubang tetap 3,14 x 11,2 x 11,2 = 393,8 mm2.

Nah, perubahan terbaru, Om Chia coba lebih diperbesar lagi. Kalau dihitung, jatuhnya tidak lagi 80 persen. “Saya coba ubah sudut-sudutnya di posisi sitting klep. Memang jadi lebih besar sedikit. Enggak lagi 80 persen. Mungkin hitungannya jadi sekitar 85 persen,” papar ayah Ferdinand Iskandar ini.

Meski hanya sedikit, efeknya nyata. Buktinya, Ahmad Kohar yang baru pindah saja, langsung melejit. “Tapi itu juga belum selesai. Masih terus dicari sampai pada titik paling optimal,” ungkap Om merendah.

Wah, kebayang kan kalau semuanya sudah ketemu optimal!

41° PADA 6.500 RPM

1803suzuki-om-chia-axl-03.jpgPerubahan sedikit yang dilakukan juga mengubah timing pengapian. Dulu, patokan pengapian tertinggi paling ada di kisaran 40°. Sekarang, CDI BRT yang dipakai diatur timing pengapian tertinggi 41° pada 6.500 rpm.

Cara kerjanya tinggal atur lewat remote. Tentu sambil dicari setingan yang tepat. Kan CDI BRT i-Max mudah diprogram dan simpel.



RASIO TETAP


Gigi Rasio masih bertahan dari seting tahun lalu. Gigi I dipatok 13/30. Sementara II = 15/25, III = 17/23. Sedangkan gigi IV = 19/20. Beda sproket antara Kohar dan Owie juga hanya sedikit. Untuk sirkuit Sentul, Owie pakai 41/16. Sedangkan Kohar 41/16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar