Haram merapatkan atau
meranggangkan jarak antara pusat elektroda dengan massa busi! Sebab, gap
menentukan besaran letikan api. "Gap sesuai aturan memberikan lentikan
api yang maksimal,"
Gap membuat listrik di ujung elektroda meletikkan api
ke titik massa busi. Jika dirapatkan berefek negatif. "Kalau
direnggangkan dari ketentuan batas pun tak bagus. Karena gap
disesuaikan karakter mesin,
Lnetikan api busi maksimal
jika gap elektroda dan massa pas. "Jika elektroda menumpul, loncatan
apinya tak muncul,"
Gap busi antara
0,6-0,8 mm. "Tapi, busi iridium, jaraknya lebih rapat. Sebab elektroda
iridium tak butuh voltase tinggi untuk lontarkan api,
Perubahan gap busi kerap terjadi saat bersihkan elektroda. Bisa karena
tergerus, atau karena tertekan. Jika merenggang, usaha listrik di ujung
elektroda mencapai massa pun membesar. Alhasil, lontaran api mengecil.
"Terlalu
jauh, elektroda tak mampu letikan api ke massa busi. Usaha terlalu
berat bikin part lain, semisalnya, koil melemah,
Kerapatan, lentikan api terlalu cepat terjadi. "Letikannya kecil, atau
tak sempat meletikkan api. Jadi, mesin sulit hidup,
Toh
diakui, busi yang lemah bisa ‘dikuatkan' dengan merapatkan gap. Jadi,
tegangan listrik yang lemah dari elektroda bisa melontarkan api ke
massa. Tapi, hasilnya tetap tidak maksimal.
So, ada 2 ciri gap
busi tak pas. "Kerapatan, sulit gapai rpm tinggi. Power putaran menengah
ke atas lemah," akan tetapi "Jika terlalu renggang, mbrebet di rpm
tinggi, bahkan ‘nembak',
Tidak ada komentar:
Posting Komentar